Free span adalah suatu keadaan yang dialami pipa dimana adanya suatu bentangan terhadap dasar laut atau seabed. Free span sangat beresiko dan memiliki tingkat ancaman yang cukup tinggi pada konstruksi pipa bawah laut. Adanya free span dapat menimbulkan terjadinya bending sebagai akibat dari beban statis yang terjadi pada pipa. Sedangkan adanya getaran pada pipa dapat menimbulkan terjadinya fenomena vortex shedding diakibatkan oleh beban dinamis pada pipa. Oleh karena itu, untuk menganalisa panjang jalur pipa maksimum yang mengalami free span harus dilakukan dua macam kondisi yaitu kondisi statis dan kondisi dinamis,
Dalam analisa kondisi free span berdasarkan adanya kasus pembebanan pada pipa ada 3 macam analisis kondisi yaitu kondisi Instalasi, kondisi Hydrotest serta kondisi Operasi.
Untuk analisa kondisi instalasi dilakukan pada jenis pipa baru, material pengisi masih kosong seta pembebanan eksternal secara periodik 1 tahun. Untuk analisa kondisi hydrotest dilakukan pada jenis pipa baru, berisi air secara penuh, dan pembebanan secara periodik 1 tahun. Sedangkan untuk analisa pada kondisi operasi dilakukan pada pipa yang sudah mengalami korosi, material pipa berisi gas serta pembebanan dari luar secara periodik 100 tahun.
Dari penjelasan diatas, pada setiap kondisi akan dianalisa free span pada pipa akibat adanya beban statis sehingga dapat diketahui panjang span yang diijinkan.
Semua analisi free span mengacu pada kode standar DNV - RP - F105 Free Spanning Pipelines
Gambar. Free span.
Sumber gambar : http://fishsafe.eu/media/5557/pipeline_span_3_374x118.jpg
Tahapan dari analisis free span sebagai berikut :
1. Data Lingkungan
Tahapan pertama dari analisa free span adalah akuisisi dan pengecekan data lingkungan laut pada lokasi tinjauan. Parameter yang mempengaruhi yaitu parameter tanah, metocean data.
2. Data Geoteknik
Data geoteknik pada umumnya diperoleh dari survei in-situ yang dilakukan pada lokasi tinjauan dan tes laboratorium. Data yg dibutuhkan antara lain :
1. Data jenis tanah, void ratio, submerged unit weight, indeks plastisitas
2. Kondisi tegangan dan regangan in-situ, tegangan geser, untuk kondisi drained maupun undrained, dan siklus regangan geser.
3. Parameter settlement tanah.
3. Data Arus
Asumsi yang digunakan adalah arus dianggap steady current terdiri dari :
1. Arus pasang surut
2. Wind induced current
3. Storm surge induced current
4. Density driven current
4. Data Gelombang
Data gelombang didapatkan dengan dua cara yaitu data pengukuran langsung di laut dan data hasil hindcasting.
Daftar Pustaka :
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-23295-4208100017-Abstract_id.pdf
igilib.itb.ac.id/files/disk1/629/jbptitbpp-gdl-ratnapuspi-31432-4-2008ta-3.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar